Bumi berawal dari makhluk sangat kecil kemudian berkembang menjadi berbagai macam flora dan fauna. Hidup berdampingan untuk mempertahankan rantai makanan. Setiap makhluk berusaha untuk hidup, caranya hanya satu. Makan atau dimakan, bertahan atau mati. Hal itu bukanlah ironi karena merupakan sistem alam yang seimbang.
Tibalah masanya manusia mulai berkembang, beranak pinak menguasai dunia dengan satu kekuatan besar, bukan taring yang tajam atau tubuh yang besar. Akal. Kita tidak bisa secepat cheetah dalam berlari atau terbang secepat burung elang. Dengan akal kita menciptakan pesawat supersonik dan Ferrari. Sayangnya satu bagian dari manusia sangat rapuh, yaitu nafsu.
Nafsu menutup batasan untuk etika dan moral, kita seperti binatang buas yang terus mencari mangsa untuk kekayaan, kekuasaan, dan kekuataan. Kerusakan alam dan kepunahan sudah bukan barang baru bagi kita. Sistem ini rapuh, seperti secarik kertas yang sangat mudah untuk digulung, dikepal, dan dibakar.
Lambat laun kita akan tersadar.