Halo pembaca, terima kasih sudah berkunjung. Kali ini saya akan mengangkat isu dan permasalahan yang terjadi dalam pertanian di Indonesia, khususnya Desa Jatiroke, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Saya dan teman-teman melakukan wawancara terhadap beberapa petani (Forum Tani Jatiroke) untuk nantinya melakukan evaluasi lanjutan sebagai bahan tugas kuliah.
Saya juga ingin mematahkan stigma bahwa petani itu “kuno”. Pernyataan tersebut tidak seharusnya terus digaungkan. Mari berkunjung ke forum tani Jatiroke. Anda akan diberikan kuliah gratis oleh petani mengenai integrated farming system, sustainable agriculture, agroforestry, dan pertanian secara general. Mereka sangatlah cerdas dan kritis!
Kemudian saya tertarik untuk mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan oleh petani dari pemangku kebijakan, yaitu pemerintah.
Saya bertemu dengan Bapak Wawan, Bapak Saepudin, Bapak Trisno, Bapak Ujang, dkk. Beliau merupakan sekian dari beberapa orang yang kami wawancarai. Lalu apakah sebenarnya yang dibutuhkan oleh Petani?
- “Pupuk subsidi tersebut kurang tepat“
Saya mewawancarai seorang petani Cabai Kriting. Bapak ini mendapatkan subsidi pupuk A. Hanya saja kebutuhan lahan cabai jarang menggunakan pupuk A. Sehingga pupuk tersebut tidak terpakai. Beliau mengutarakan subsidi pupuk harusnya disesuaikan dengan kebutuhan petani melalui survey. Sehingga betul dapat membantu beban modal petani.
2. “Kami juga butuh modal“
Beliau mengutarakan bahwa sebenarnya jika ada pemberian modal kepada petani dari pemerintah dapat membantu masuknya petani-petani baru. Misalnya untuk petani milenial atau pemuda desa. Program tersebut memang sudah ada di Jawa Barat yang diusung oleh Gubernur Bapak Ridwan Kamil. Mengapa tidak memberdayakan petani desa spesifik lokasi saja? sehingga mereka dapat memberdayakan dan menambah kesejahteraan Desa masing-masing. Sosialisasi dan komunikasi sangat perlu dilakukan.
3. “Kuncinya ada pada teknologi“
“Teknologi adalah jalan masuk dan penyelamat pertanian di masa mendatang“, ucap salah satu petani yang kami wawancarai. Pemerintah sejatinya harus terus melakukan upgrade pada sistem pertanian Indonesia. Petani harus dikenalkan dengan teknologi terbaru melalui penyuluhan dan diberikan alat. Bukan hanya sekadar pelatihan saja, lantas dari mana modal petani untuk membeli mesin berteknologi hasil pelatihan tersebut?
4. “Setelah melakukan demplot, tidak ada monitoring”
Beliau mengutarakan bahwa ingin ada lebih banyak demplot dengan catatan tolong lakukan monitoring dan pendampingan lanjutan. Acap kali demplot yang dilakukan hanya pada awal-awal saja, sehingga tingkat keberlanjutannya menjadi kurang.
5. “Lakukan demplot sesuai dengan kondisi dan permasalahan petani“
Beliau juga mengutarakan bahwa acap kali terdapat demplot yang tidak sesuai dengan kebutuhan petani jika dilihat dari agroekosistem desa Jatiroke. Hendaknya pihak terkait memperhatikan hal ini.
6. “Ajarkan juga mengenai pemasaran“
Petani ingin sekali diajarkan mengenai bagaimana cara memasarkan sebuah produk hasil panen. Bukan hanya soal bertani di lahan saja. Sehingga petani tidak kebingungan ketika mendapatkan hasil panen dari lahan sendiri ketika harga pasar sedang anjlok.
Tidak ada yang tidak mungkin, pertanian Indonesia kelak akan maju. Cukup memulai dari hal yang sangat kecil karena suatu hal yang besar berawal dari kesatuan hal-hal kecil.
2 responses to “Tertanda Aspirasi Petani Jatiroke Bulan Mei”
Betul tuh
LikeLike
Semoga tersampaikan yaa
LikeLike