Opportunity cost adalah peluang atau manfaat yang harus dikorbankan dalam rangka memperoleh suatu produk. Bagaimana jika opportunity cost digunakan untuk kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh generasi milenial dan gen z?. Tentunya bisa.
Pada bagian akhir tulisan ini akan dapat ditentukan apakah kegiatan tersebut menguntungkan atau cenderung merugikan jika ditinjau dari segi ekonomi.
Never judge my article if you’re not read until last section.
Kemudian ketika kita menarik satu hasil seperti penggunaan sosial media (3 tahun). Rata-rata waktu penggunaan sosial media masyarakat Indonesia adalah 3 jam/hari. Agar lebih mudah dalam menghitung opportunity cost 3 jam tersebut diberikan nilai dalam rupiah.
Tabel 1.0 Upah rata-rata masyarakat berdasarkan data BPS 2022.
| Provinsi | Rata-rata upah/jam |
| DKI Jakarta | Rp32.685,00 |
| Jawa barat | Rp19.038,00 |
Asumsikan bahwa jika saja 3 jam tersebut digunakan untuk aktivitas produktif. Walaupun diluar pekerjaan, misalnya latihan wawancara kerja yang dapat memperbesar peluang mencapai tujuan atau goals masa depan sehingga dapat menghasilkan Rp57.000,00 dalam 3 jam.
Maka dari itu nilai per jam yang tidak dipilih karena digunakan untuk melakukan sosial media dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
Nilai(IDR)= Jumlah jam x upah rata-rata provinsi
Tabel 1.1 Opportunity cost yang semakin membesar.
| Waktu | Jam | Nilai(Rp) |
| – | 3 | 57.000 |
| 1 hari | 24 | 456.000,00 |
| 1 minggu | 168 | 3.192.000,00 |
| 1 bulan | 720 | 13.680.000,00 |
| 1 tahun | 8760 | 166.440.00,00 |
| 3 tahun | 26280 | 499.320.000,00 |
Data tersebut diambil dengan menghitung semua hari dalam rentan waktu tertentu tanpa adanya hari libur selama 24 jam. Maka dari itu, jika seseorang yang tinggal di Provinsi Jawa Barat menghabiskan waktu untuk bersosial media semasa hidupnya selama 3 tahun dengan nilai waktu yang dikonversikan dalam uang, besarannya yaitu 499 juta rupiah.
Apakah rugi?
Opportunity cost = nilai yang tidak dipilih – nilai yang dipilih
1 bulan = 13 juta – 0 = 13
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa bersosial media akan melepaskan peluang penghasilan 13 juta selama satu bulan sebagai suatu pengorbanan untuk membuka sosial media.
Faktanya semua tergantung situasi dan kondisi, jika penggunaan sosial media bersifat produktif dan menghasilkan cash flow atau dalam jangka panjang mendekatkan pada peluang baru, tidak akan selalu merugikan. Misalnya seorang konten kreator Youtube seperti si X menghasilkan 800 juta dalam satu bulan. Walaupun si X membuka sosial media selama 3 tahun non-stop dia masih untung karena cash flow lebih besar.
Kita tidak bisa menjadikan hasil ini sebagai sesuatu yang mutlak karena aktivitas manusia sangatlah kompleks dan banyak variabel yang tidak disertakan. Tetapi memang lebih baik bahwa penggunaan sosial media dikontrol.
Sosial media bisa dijadikan ajang hiburan dan menemukan sesuatu yang lucu, saya sering tertawa sampai terbahak-bahak. Ingat bahwasannya teknologi tidak bersifat baik atau buruk, tergantung orang yang menggunakannya. Contoh meme Facebook:
