
Archlinux
Pendahuluan
“Linux itu gratis. Namun, tanpa kita sadari waktu adalah mata uang berharga. Linux memanglah gratis secara material karena kita membayar dengan waktu. Pemecahan masalah pada linux adalah salah satu investasi paling mahal.“
-Linux regular user
Linux adalah sistem operasi sumber terbuka (open source) yang dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa perlu membeli lisensi. Ubuntu, Fedora, Open Suse, dan Archlinux adalah contoh varian OS linux.
Ramai orang mengatakan bahwa Linux adalah yang terbaik. Kenyataanya, setiap OS memiliki fungsi dan pasar yang berbeda. Kita tidak bisa mengatakan linux lebih baik dari windows ataupun sebaliknya.
Tulisan ini akan menceritakan kilas balik penggunaan pribadi linux untuk tujuan pendidikan di perguruan tinggi. Sehingga arahnya adalah kapabilitas linux dalam memenuhi kebutuhan penggunanya.
First impression
Saya mengenal linux saat menginjak bangku sekolah dasar. Secara tidak sengaja, karena kakak sedang mengajari saya Microsoft Excel. Namun, hardisk komputer rusak. Paman kemudian meminjamkan CD berisi distro linux.
Saya tidak ingat distro apa yang dijalankan waktu itu. Ada gambar pinguin sebagai wallpaper. Reaksi pertama saya saat masih bocah melihat linux untuk yang pertama kali adalah kesan simpel.
Dekstop linux yang dijalankan dengan CD tersebut memiliki tampilan sangat sederhana dan minimalis. Ternyata, istilah menggunakan CD untuk menjalankan linux secara langsung disebut live CD.
Saya cukup kebingungan karena pengoprasian linux berbeda dengan windows. Karena menggunakan live CD, akibatnya hasil belajar saya tidak bisa disimpan secara permanen. Komputer tersebut kembali rusak sampai tidak bisa digunakan kembali.
Kapabilitas
Pendidikan
Penggunaan linux pada perguruan tinggi tidak terlalu disarankan karena beberapa mata kuliah mengharuskan menggunakan proprietary software. Kecuali untuk mahasiswa teknologi informatika.
Untuk mahasiswa seperti saya yang berada pada ranah MIPA. Penggunaan linux tentunya bukan kewajiban. Saya pernah menggunakan linux selama satu semester dan semua berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi karena saat itu beberapa tugas biasanya dikerjakan dengan tools berupa google workspace, canva, dan Libre office.
Pada saat semester 4 tugas kuliah semakin kompleks. Saya harus menggunakan berbagai proprietary software OS windows seperti SPSS dan ArchGIS. Penugasan lain juga mengharuskan saya menggunanakan SASM-AGRI yang dimana hal tersebut tidak tersedia di Linux.
SPSS dan ArchGIS tersedia untuk server linux. Selain itu dalam penginstallan memerlukan effort lebih. Misalnya jika terjadi masalah yang berhubungan dengan teknis atau sistem, solusi yang ditawarkan bisanya bervariasi atau mungkin jarang terdapat solusi.
Percayalah, ketika berhadapan dengan tugas kuliah yang cukup banyak. Waktu sangatlah penting. Menghabiskan waktu untuk mengatasi masalah software atau sistem, cukup membuang waktu.
Programming

Ubuntu
Kemampuan linux untuk programming sangat baik serta memiliki dukungan yang baik pula untuk beberapa bahasa pemrograman. Saya menggunakan linux untuk mempelajari Python dan Rust.
Pilihan IDE untuk python jatuh pada Intellij community edition dan VS code untuk Rust. Tahap penginstalan cukup cepat serta tidak memerlukan banyak effort. Kecuali, jika menggunakan IDE baru yang mungkin saja memiliki perbedaan langkah instalasi.
Cepat dalam artian ketika saya membandingkan proses penginstalan Python dan Rust pada OS windows serta beberapa masalah yang terjadi. Maka dari itu penilaian ini bersifat subjektif karena berdasarkan pengalaman pengguna yang bisa saja berbeda-beda.
Penggunaan Harian
Linux dapat memenuhi kebutuhan harian saya seperti untuk sekadar mengetik catatan, surat-menyurat, atau berselanjar di internet. Keamanan pada linux cukup baik karena jarang ada virus yang diciptakan untuk menjangkiti os ini.
Saya juga tidak akan menggunakan proprietary software untuk penggunaan harian. Terutama jika menyangkut anak-anak. Kita bisa mengkostumisasi distro linux agar aman digunakan contohnya menggunakan Sugar .
Penutup
Penggunaan linux harus didasarkan pada kebutuhan. Lebih baik tidak memaksakan untuk melakukan migrasi OS linux. Efisiensi dari OS adalah harga yang sebenarnya sangat mahal. Software berbayar tidak selamanya menjamin akan efisien, pun begitu software gratis.
Saya cenderung mencari aplikasi less effort pada linux karena berhubungan dengan waktu yang terbatas. Terkadang saya mendapatkan masalah driver, aplikasi, dan sistem. Justru inilah yang membuat linux tidak membosankan dan mendorong pemikiran untuk memecahkan suatu masalah.