Arti Penting Free Open Source Software Bagi Kemaslahatan Khalayak Luas

FOSS (Free Open Source Software) adalah distribusi perangkat lunak kepada pengguna dengan kebebasan untuk mendistribusikan kembali, memodifikasi, dan memakainya tanpa perlu membayar royalti pada pengembang asal.

Terdapat satu istilah tambahan, yaitu OSS (Open Source Software) yang memiliki definisi suatu perangkat lunak dengan sumber kode terdistribusi kepada pengembang publik. Dikembangkan secara bersama-sama tetapi memiliki batasan tertentu.

Any software distributed under terms that allow users to use, modify, and redistribute said software in any manner they see fit, without requiring that they pay the author(s) of the software a royalty or fee for engaging

Wikipedia

Gerakan ini sudah ada seiring dengan kemajuan teknologi, semakin menguat saat Richard Stallman mendirikan Free Software Foundation tahun 1985. Namun, hal yang ingin saya kritisi adalah betapa bergunanya FOSS untuk kehidupan kita sehari-hari.

Tidak adanya FOSS berarti anda akan membayar untuk setiap perangkat lunak yang digunakan. Saya sendiri merasa sangat terbantu dengan adanya FOSS dan OSS.

Sedikit bercerita ketika saya mengembangkan forum ask.ngapaincrypto.xyz engine-nya berasal dari Flarum (OSS). Sangat mudah diterapkan pada shared hosting yang saya gunakan.

Tampilan forum yang saya kembangkan

Flarum juga sudah mendekati “mature” sehingga rata-rata keperluan software ini sudah terstruktur. Misalnya ekstension dan aktifnya tim developer dalam menjawab beberapa permasalahan.

Rata-rata forum premium dibandrol dengan harga 299$/tahun. Biaya ini terlalu besar untuk saya yang masih merintis. Rasanya harus berpikir ribuan kali. Manfaat FOSS dan OSS benar-benar saya rasakan.

Mengembangkan software FOSS ibaratnya anda bekerja keras untuk kemaslahatan umat, tanpa mengharapkan apapun. Kerja keras mereka dibayar oleh kebahagiaan orang lain saat mendapatkan software tersebut.

Adanya FOSS bukan berarti kita memusuhi software premium. Justru disitulah peran kita memberi apresiasi dan menghargai karya dari orang lain. Seharusnya bukan membajak, tetapi menggantinya menggunakan FOSS/OSS.

Instansi pendidikan di Indonesia juga terkadang masih melakukan normalisasi terhadap pembajakan software. Bahkan pada tingkat perguruan tinggi, sejatinya pemahaman masyarakat harus segera ditingkatkan.

Produk dunia nyata dan maya memiliki hukum yang sama dan dilindungi oleh seperangkat aturan. Pendekatan bahwa software premium bukan barang fisik dan bebas digunakan (bajakan) adalah hal yang salah.

Penutup

Sayangnya daya dukung masyarakat masih rendah terhadap FOSS dan OSS. Belum lagi kebiasaan menormalisasikan penggunaan software bajakan. Setelah saya belajar programming seperti rust dan python. Saya menyadari betapa sulitnya membuat suatu produk jadi (bukan sekadar hasil AI).

Sekarang saya sedang berusaha menggunakan software FOSS, jikalau belum mampu membeli premium software. Seringnya saya berusaha mengajukan trial selama satu bulan atau beberapa bulan.

Saya hidup di Indonesia dan merupakan bagian dari masyarakat, dahulu sebelum mengetahui pembajakan, HAKI, dan FOSS. Sikap saya acuh terhadap software yang digunakan. Sekarang perlahan saya berusaha untuk menjadi lebih baik dan menghargai karya dari orang lain dengan tidak membajaknya.


Discover more from Qorinotes

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Qori Avatar

Published by

Categories: