Kapitalisme
Kapitalisme menurut Karl Max adalah mode produksi yang menggunakan serangkaian infrastruktur pendukung proses produksi disertai tindakan eksploitasi tenaga kerja dalam rangka menghasilkan suatu nilai baru agar pemilik modal memperoleh keuntungan besar.
Sistem ini menitik beratkan pada kepemilikan modal suatu individu atau lembaga. Modal menjadi dasar untuk mengembangkan bisnis dan menghasilkan keuntungan. Sayangnya mode ini dapat menyebabkan munculnya sifat serakah, ketimpangan pendapatan, materialisme, dll.
Kita juga tidak bisa serta merta membenci kapitalisme, mode produksi ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan ternama. Bahkan mungkin saja anda akan ikut menggunakan mode reproduksi ini jikalau nanti memiliki perusahaan.
Limbic Capitalism

Istilah ini mengacu pada kapitalisme yang dirancang untuk memanfaatkan dan memanipulasi bagian otak manusia. Limbik bertanggung jawab atas pengelolaan kesenangan, motivasi, dan memori (Courtwright, 2019).
Manipulasi ini dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan perilaku yang menggerakkan aktivitas konsumsi atas suatu produk atau jasa. Perilaku konsumen seolah diarahkan adiksi atau candu.
Terdapat kata “diarahkan” karena beberapa perusahaan sebenarnya dapat melakukan limbic capitalism secara terencana atau memang sebatas metoda pemasaran.
David T. Courtwright berpendapat bahwa kapitalisme ini memiliki implikasi sosial dan psikologis negatif yang signifikan. Pemasaran limbic capitalism sangat amat canggih dan terencana karena menargetkan sistem saraf . Berikut contoh konkritnya:
- Serangkaian teknik sosial media untuk mencuri perhatian pengguna agar menambah screen time
- Memanfaatkan ledakan dopamin
- Pengumpulan data pribadi untuk upaya pemasaran berdasarkan preferensi individu
Target
Target utama limbic capitalism adalah para pemuda karena organ otak masih berkembang sehingga menjadikannya lebih mudah untuk dimanipulasi. Para kritikus dan termasuk saya juga sangat meyarankan para orang tua untuk membatasi screen time anak karena pengaruh sosial media dan internet sangat mengkhawatirkan.
Efek jangka panjang dari limbic capitalism menyebabkan munculnya prilaku adiksi, peningkatan jumlah konsumsi, dan kemunduran sosial. Dalam jangka panjang tentunya ini bukanlah hal bagus bagi kehidupan bermasyarakat
Perusahaan dan Profit

Siapapun pada umumnya ingin menghasilkan sebuah profit atas usaha yang dijalankannya. Semakin berkembangnya pencarian manusia terhadap kesenangan memunculkan beberapa produk seperti rokok, narkotika, miras, prostitusi, pornografi, perjudian, dan games.
Produk tersebut sangat bergantung pada bagian otak manusia yang memproses terhadap kesenangan. Hingga akhirnya perilaku tersebut menjadi sebuah adiksi. Sebagai masyarakat adiksi pada rokok atau minuman keras dapat membawa dampak buruk.
Jika otak tidak senang atas suatu aktivitas, tindakan, dan keputusan. Kecil kemungkinan anda akan mengulanginnya kembali.
Tapi tidak untuk perusahaan, adiksi mengarahkan konsumen untuk terus menambah tingkat konsumsi mereka. Tidak peduli apapun caranya, akhirnya jika tidak dipenuhi menghasilkan penderitaan berupa perasaan tidak nyaman, gelisah, dll.
Pengetahuan mengenai sistem organ otak manusia mulai diterapkan oleh beberapa perusahaan di dunia. Tujuannya agar “menyenangkan” target pasar mereka. Maksudnya tidak hanya pada bidang mainsteam saja.
Prinsipnya sama terhadap sosial media seperti Facebook, Instagram, Tiktok, dan Youtube yang memiliki video pendek kurang dari satu menit. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan screen time dari pengguna dan kesenangan luar biasa karena video pendek tersebut adalah cara paling mudah mendapatkan kesenangan.
Begitu pula pada judi online, beberapa komponen sengaja dirancang agar membuat pemain nyaman dan semakin meningkatkan kesenangan. Perhatikan beberapa detail berikut:
- Icon Berwarna Emas digunakan untuk menarik perhatian pengguna dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap keberadaan permainan.
- Hingar Bingar UI digunakan untuk menciptakan kesan yang dinamis dan menarik dalam permainan.
- Sound Effect dapat meningkatkan kesadaran dan kesenangan pengguna, serta membuat permainan lebih menarik.
- Penggunaan Warna yang digunakan dapat berupa warna-warna menarik dan berbeda, seperti warna emas, warna biru, warna hijau, dan warna lainnya.
- Penggunaan Animasi yang menarik dan berbeda digunakan untuk menciptakan kesan yang menarik dan dinamis dalam permainan.
Sebuah film dokumenter mengenai pecandu gambling di Amerika Serikat juga menyebutkan bahwa alasan mereka tidak berhenti berjudi adalah adrenaline yang membludak ketika mesin judi berputar dan sound effect dalam permainan.
Penutup
Teknik pemasaran rerata aplikasi (bukan hanya judi online) sekarang ini amat sangat detail dan user centric. Kemajuan teknik pemasaran tidak bisa kita tolak apalagi kemunculan AI.
Limbic capitalism akan berdampak pada generasi muda. Selayaknya kita sebagai orang dewasa dapat mencontohkan hal-hal baik kepada anak dan senentiasi melakukan monitoring atas penggunaan gadget.
Kapitalisme modern ini memiliki peran vital dalam dunia digital. Efek yang ditimbulkan tentunya bisa sangat luas. Para ahli juga memprediksi akan adanya kemunduran sosial di masyarakat modern.
Daftar Pustaka
Courtwright, D. T. (2019). The age of addiction: How bad habits became big business. Harvard University Press.