Mengajarkan anak perlu kesabaran dan penyesuaian dengan masa pertumbuhan mereka. Anak-anak menurut saya akan lebih mudah memahami sesuatu jika dihubungkan dengan apa yang mereka ketahui baik secara visual maupun verbal.
Pertambahan Jutaan
Singkat cerita saya memiliki keponakan yang mana pada tahun 2022 masih berada di TK. Secara kebetulan saya pernah melihat video dari TEDX mengenai cara menyampaikan pelajaran matematika yang kurang tepat sehingga anak menjadi malas dan takut.
Setelah itu saya mencobanya pada dia (keponakan) dengan memberikan soal sederhana seperti berikut ini:

Dia dapat menjawabnya dengan percaya diri dan sepertinya ini sangat mudah. Kemudian saya memberikan soal secara lisan.

Dia kebingungan, saya paham bahwa dia tidak mengerti dengan kata triliyun. Kemudian saya merubahnya menjadi 2 ratus ribu dan 2 juta, kata yang sudah sangat familiar. Ternyata dia juga masih kebingungan menjawabnya.
Pada tahapan ini jangan pernah membuat justifikasi bahwa anak anda tidak bisa matematika atau hitung menghitung, coba sampaikan dengan logika yang dapat dipahami mereka. Otak manusia membutuhkan fase pembelajaran, jadi semuanya harus berproses. Lalu saya berikan soal lanjutan:

Soal ini berhasil dia jawab dengan percaya diri “4 apel om!”, lalu saya coba dengan beberapa penjumlahan sederhana menggunakan apel. Setelah itu saya coba kembali dengan soal 2 triliyun + 2 triliyun, 2 juta + 2 juta, hasilnya adalah jawabannya benar!
Hal tersebut membuat saya berpikir bahwa mengajarkan anak-anak terhadap logikan matematika membutuhkan kreativitas dan perumpamaan yang relate dengan kehidupan mereka. Jadi semua orang sebenarnya bisa melakukannya, hanya saja memiliki metode yang berbeda agar dapat memahami suatu konsep.
Bilangan Negatif
Menjelaskan bilangan negatif kepada anak, bisa menjadi rumit karena jarang digunakan dalam kehidupan mereka. Analogi yang sering digunakan adalah:
Bayangkan kamu memiliki hutang dan belum dibayar….
Analogi ini lebih cocok digunakan pada orang dewasa karena anak-anak belum begitu mengerti dan merasakan apa itu hutang. Penjelasan yang mudah dimengerti haruslah dihubungkan dengan kehidupan mereka “mengapa kita membutuhkan bilangan negatif?”.

Penjelasan bisa dimulai dengan mengajak anak anda berdiri, tanamkan pada dirinya bahwa posisi awal diwakilkan oleh bilangan 0, lalu majulah kedepan sembari berhitung kemudian kembali ke posisi awal. Lalu tanyakan?
Bagaimana cara kita memberitahu nenek bahwa posisi kita (ada di angka berapa) jika berjalan mundur dari posisi awal (0) supaya tidak tertukar ketika berjalan kedepan?
Dia akan mencari jawabannya, lalu saat itu anda bisa mulai menjelaskan bahwa ketika kita mundur ke belakang , agar tidak tertukar dengan maju kedepan dan membingungkan nenek, kita gunakan bilangan negatif.
Langkah ini adalah salah satu upaya pendekatan matematika kepada anak. Jika hanya diajarkan mengenai konsep-konsep seperti biasanya, mungkin bisa berakhir seperti penulis. Kurang suka dengan matematika karena saya lebih suka jika sesuatu berhubungan dengan hidup dan atraktif secara visual (saat anak-anak).
Kesimpulan
Hal ini bisa berhasil bila hubungan kita dengan subjek sangat baik, misalnya orang tua dengan anak, saya dengan keponakan, dll. Tentunya ini juga harus dibarengi dengan rasa nyaman seolah merupakan hal biasa, tidak ada yang istimewa atau harus dikhawatirkan. Sekian, terima kasih telah membaca.
Saya menonaktifkan komentar karena diserang oleh spam dan promosi situs judi, jika ingin terhubung dengan saya silahkan email atau berteman melalui sosial media.