Rancangan percobaan itu sepenting uang di dompet. Kenapa rancob pake ulangan? pengacakan? Mari kira bahas.
Rancob
Asumsi awal ku, kalian yg baca ini dari Fakultas Pertanian
Topik ini menurut ku cocok dibaca sama mahasiswa yang udah pernah ambil matkul rancangan percobaan, kalau engga gimana? aman aja si. Sebelum lebih dalem lagi ku reminder kalau disini gak bakalan dibahas dulu soal uji lanjut atau ANOVA. Ku mau coba share landasan awal dulu.
Jadi apa itu Rancob coy?
Well ilmu pengetahuan yang kita pelajari di Departemen masing-masing semisal pemuliaan tanaman, ilmu tanah, agronomi, atau hama penyakit tanaman awalnya dari riset yang nantinya bakalan jadi bahan publikasi ilmiah.
Singkatnya riset itu gak bisa serampangan, harus bisa diulang dan hasilnya sama di semua tempat. Baru deh bisa diakui kalau itu valid. Udah ku mention “bisa diulang” berarti riset kita itu harus ada metode, alat, dan bahan yang jelas.
Contoh gak jelas: “Jarak tanam disesuaikan dengan mood saja “
Contoh jelas: “Jarak tanam yang digunakan 30 x 15 cm“
Jarak tanam termasuk ke dalam metode riset, kalau kita pake contoh gak jelas, pas orang coba ulang lagi penelitian kita bisa jadi beda. Ahmad pake jarak tanam 30 x 5 cm, Jon 30 x 30 cm, dan Ani 30 x 9 cm. Hasilnya berpeluang beda, alasannya? kondisinya gak sama.
Terus cakupan rancangan percobaan itu ada dimana?
Saat kita nanem tanaman di lahan terbuka, green house, atau kuljar di lab, tentunya perlu persiapan kan? berapa tanaman yang mau kita uji dan apa yang mau kita cari?
“apa yang mau kita cari” adalah koenjti utama. Menurutku rancob itu bisa buat efisien riset kita. Kita langsung ke contoh aja coy.
Study case
Misalnya mahasiswa A dikasi tugas sama dosen buat nyari 1 kultivar dengan hasil tinggi dari total 4 kultivar yang udah beredar di pasar.
Kalau semisal ku nanya, “apa yang kita cari“? jawabannya adalah 1 kultivar terbaik. Si A ini mikir “aelah gampang beut, tinggal gue tanem aja di pot“. Singkat cerita A ini nanem setiap kultivar disatu pot (total ada lima).
Perasaan si A ini amat sangat bahagia karena ada varietas yang hasilnya paling tinggi. Pas dia laporan ke dosen ada pertanyaan menarik. “Kenapa hasilnya tidak sama dengan saya?“. Lalu ahmad menjawab “karena faktor lingkungan tidak seragam Pak atau pupuk yg saya berikan kurang merata“.
Kita membutuhkan rancangan percobaan untuk mengurangi error atau pengaruh lingkungan, agar setiap kultivar yang diujicoba memiliki kondisi yang mendekati seragam. Sehingga kultivar terbaik yang kita dapatkan adalah hasil yang valid dan dapat dipercaya, bukan pengaruh dari faktor lain.
Kalau mudahnya gini, kita pengen tau tingkat kejujuran si doi dari dirinya sendiri, bukan tekanan orang lain atau paksaan. Itulah kenapa kita butuh rancangan percobaan, supaya metode kita jelas dan bisa diulang di semua tempat di dunia alias bisa dipercaya orang lain.
Ku coba jelasin tentang RAL dan RAK secara singkat. Tapi sebelum itu ke konsep ulangan, pengacakan, sama perlakuan dulu.
Perlakuan

Gambar 2.
Perlakuan adalah apa yang kita berikan atau bedakan pada penelitian. Perlakuan berdasarkan departemen dapat dicontohkan menjadi:
- Pemuliaan tanaman: genotipe-genotipe tanaman
- Ilmu tanah: dosis pupuk yang efektif
- Budidaya: pengaruh pemangkasan pada tanaman
- Hama penyakit tanaman: bahan aktif yang efektif untuk rodentisida
“Kan rata-rata percobaan kita pake taneman, kok bisa taneman jadi perlakuan?” jawabannya singkat aja, kalau di pemuliaan taneman kita mau bandingin varietas tanaman yang berbeda. Jumlahnya bahkan sampai puluhan. Nanti outputnya tanaman yang punya karakter bagus bakal dipilih.
Kalau di Departemen lain? sama pake taneman juga. Bedanya disini yang dicari dosis pupuk terbaik, bukan varietas yang paling bagus karakter-karakternya. Selain itu varietas yang digunakan biasa hanya satu jenis.
Buat paham perlakuan cukup ingat aja, apa tujuan penelitian kita dan apa yang mau kita teliti.
Ulangan

Gambar 3.
Sampe sini ada pertanyaan “kenapa harus ada ulangan, abisin waktu jir“. Ulangan berfungsi supaya kita punya perbandingan dan semua perlakuan memiliki kesempatan yang sama untuk dapetin perlakuan yang udh disusun (cek bagian pengacakan biar mudah).
Eits jangan bingung dulu, kasusnya sama kayak si A yang disuruh nyari kultivar dengan hasil terbaik. Semisal hasil dari ulangan 1 – 4 produktivitas tertinggi V1, V1, V1, dan V2.
2 ulangan: 5 varietas x 2
4 ulangan: 5 varietas x 4
Adanya ulangan membuat kita bisa konfirmasi kalau yang produktivitasnya paling tinggi itu V1. Tapi ada yang aneh, kenapa ada V2? Padahal tempatnya sama dan diberi pupuk yang sama.
Kalau ada ulangan kita bisa melakukan konfirmasi, semisalkan di penelitian kalian nanti ada masalah serupa. Gimana kalau kita pake 1 ulangan dan hasilnya V2, padahal harusnya V1.

Gambar 4.
Rata-rata analisis ANOVA membutuhkan sekitar 2 ulangan. Nyarinya gampang, tinggal pake program yang udah ku tulis tahun lalu. Masukin aja jumplah perlakuan sama jenis rancangannya, cek di sini.
Pengacakan

Gambar 5.
“Apaan yang di acak?” tata letak perlakuan kita di lahan disarankan tidak sama tempatnya. Anggap bulatan berwarna tiap ulangan itu varietas berbeda.
Ternyata varietas yang ada di sebelah kanan lahan (kuning) hasilnya kurang bagus karena kondisi tanahnya kurang subur, akibatnya tanaman (bulatan warna ijo) hasilnya akan selalu rendah di desain percobaan tanpa pengacakan.
Hal ini menjadi masalah karena tanaman tersebut di semua ulangan posisinya sama sehingga akan terdapat bias, hasil dari tanaman yang rendah menunjukan bahwa dia tidak mendapatkan kesempatan yang sama seperti varietas lain.
Beda cerita kalau diacak, tanaman di ulangan kedua menempati tanah yang lebih subur, sampai sini bisa kita simpulin bahwa pengacakan itu salah satu cara supaya tiap perlakuan kita dapat kesempatan yang sama.
Quick qustion: berdasarkan tata letak percobaan, bagusnya gambar 5 pake rancangan apa?
Rancangan Acak Lengkap

Gambar 6. keseragaman lingkungan
Kapan kita pake RAL? saat kita yakin kalau doi bicara jujur dari dirinya sendiri, alias tekanan dari luar dikit. Kita balikin ke konsep formalnya, RAL biasanya dipake ketika kita penelitian di lingkungan yang relatif seragam ata homogen. Coba cek deh gambar di atas bagian RAL dalam petak percobaan ukuran 10 m x 5 m warnanya seragam dan merata.
Misalnya kultur jaringan atau penananam tanaman yang berbasis di laboratorium. Lingkungan yang digunakan sangat terkontrol. Kuljar itu bisa diatur dari mulai nutrisi, suhu, cahaya, dsb.
Rancangan Acak Kelompok
Sebaliknya, RAK digunakan ketika si doi ngomong gak jujur karena banyak tekanan dari luar. Coba cek kembali gambar 2 bagian RAK, warnanya gak seragam. Keliatan ada gradien kuning ke biruan. Artinya RAK lebih baik digunakan ketika penelitian kita dilakukan di lapangan.
Semisal lahan persawahan terbuka yang gak bisa kita kontrol kapan mau ujan, kapan suhu harus turun, atau kapan hama dateng. Kalau ada orang yang bisa kontrol tiga hal di atas, sebut saja avatar. Oleh karena itu pada RAK terdapat kelompok percobaan.
Penutup
RAK dan RAL dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita. Kuncinya adalah “apa tujuan penelitian kita” dan “apa yang mau kita teliti“. Silahkan berkomentar untuk mulai diskusi. Terima kasih.
Leave a comment