Perbudakan Tanpa Rantai Zaman Modern

French Liberty, British Slavery James by The Art Institute of Chicago is licensed under CC-CC0 1.0

Sejarah awal

Zaman dahulu perbudakan dilakukan dengan menggunakan kekerasan yang penuh kebengisan. Memberikan penderitaan dan melepaskan kekuasaan atas diri sendiri bagi budak.

Sifat alamiah manusia yang memerlukan seorang pemimpin, adanya rasa takut, dan insting mencari tempat aman menjadi cikal bakal perbudakan. Kelompok atau individu kuat akan mendominasi yang lemah.

  1. Sejarah awal
  2. Era perbudakan tanpa rantai
  3. Senjata perbudakan modern
  4. Sadar

Patut disyukuri bahwa saat ini perbudakan semakin berkurang dikarenakan revolusi mental, moralitas, dan kemunculan beberapa ide mengenai kemanusiaan yang ideal.

Tapi apakah sudah benar-benar berakhir atau berubah dalam bentuk yang lebih halus lagi? mari berdiskusi pada artikel singkat kali ini.

Era perbudakan tanpa rantai

An efficient form of slavery, without the need for chains.

Perbudakan yang efektif tanpa menggunakan rantai, bahkan tanpa disadari oleh individu tersebut. Hal ini sejalan dengan dunia modern yang identik dengan konsumerisme dan kesenangan. Membuat seseorang lupa diri dan terlena.

Awal dari adiksi seperti narkoba, judi online, dan mabuk adalah mencari kesenangan, mengisi kekosongan, atau mencoba hal baru. Belakangan ini sains menjelaskan bahwa otak menerima rangsangan yang besar dari kegiatan-kegiatan di atas.

Akibatnya terbentuk kebiasaan dalam otak untuk terus mendapatkan kesenangan luar biasa tersebut. Lama kelamaan seseorang tidak bisa lepas dari belenggu kegiatan tersebut dan menjadi seorang pecandu.

Manifestasi dari kecanduan tentunya bisa beragam, tetapi pada akhirnya ada beberapa hal yang sama dengan perbudakan zaman dahulu. Menguntungkan pihak tertentu dan kehilangan kontrol diri.

Senjata perbudakan modern

Pernah mendengar meme “lagi-lagi apa? ya, genset“. Mindset adalah cara berpikir serta sikap mental dari invidu. Bagian ini penting, apalagi dalam masa konsumerisme seperti sekarang.

Mengapa harus ada marketing ciamik atau membangun kepercayaan pada konsumen? untuk menanamkan kerangka berpikir dan sikap kepada calon konsumen. Akhirnya akan terdapat kesesuaian dengan nilai diri, jadilah ia membeli.

Tidak ada yang salah dengan sebuah marketing, tidak ada yang salah dengan perdangangan. Tulisan ini bukan menyangkal hal-hal alamiah manusia sebagai mahkluk ekonomi dan sosial.

Esensi mengenai budaya konsumerisme dan marketing  adalah contoh bagaimana cara mempengaruhi individu.

Kampanye propaganda dan  disinformasi semasif mungkin bertujuan untuk mempengaruhi cara pandang seseorang. Sampai dia terlarut dan secara tidak sadar dikendalikan oleh pihak tersebut.

Selain melalui propaganda, bisa dilakukan juga dengan dunia entertainment. Buat seseorang menjadi tidak ingin pulang walalupun hati kecilnya berteriak merindukan rumahnya, alias pecandu.

Jadi bagaimana dengan mu? apakah masih bisa mengontrol diri?

Sadar

Menyadari bahwa dunia modern penuh dengan intrik dan strategi mengharuskan kita memiliki kesadaran diri dan sosial. Cara meraih kesadaran tersebut dengan mempelajari bagaimana berpikir yang benar.

Bidang yang erat kaitannya dengan pemanfaatan pikiran adalah filsafat. Bidang ini memberikan kita cara pandang dari beberapa pemikir dalam sejarah.

Hal ini akan menjadi kerangka bagi kita untuk belajar cara mengolah dan merespon suatu informasi. Harapannya tidak hanyut dalam pergejolakan kepentingan.


Discover more from Qorinotes

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Qori Avatar

Published by

Categories:

Leave a comment