
Kesadaran
Sebagai seorang anak yang sudah mengenal teknologi sejak dini, aku merasa bahwa hidupku tak akan lepas dari teknologi seperti gadgets dan internet. Memang benar adanya, sepuluh tahun kemudian aku sedang menatap layar komputer sembari ditemani handphone menulis artikel ini.
Internet membawaku pada hal yang tak mungkin bisa kugapai tanpanya. Seperti pekerjaan dan informasi. Jauh di lubuk hati aku sering merenung, awalnya karena overwhelming setelah doom scrolling dan melihat waktu terbuang sia-sia selama lebih dari 10 jam.
Jangan salah paham, aku tidak akan membicarakan ini jika 10 jam itu digunakan secara efektif, misalnya saat aku memiliki proyek berjalan dari pekerjaan paruh waktu.
Renungan
Aku merenung mengenai makna hidup dan waktu yang telah dihabiskan tak tau arah. Aku bertanya kembali pada diriku “ini yang aku inginkan?“. Jawabanku, TIDAK.
Aku masih memiliki mimpi yang harus dikejar, aku masih harus belajar banyak untuk memanjat. Aku tidak ingin hidup ini menjadi kekosongan yang tidak berarti.
Perjalananku di mulai dengan mencoba memetakan kebiasaan. Akhirnya aku menggunakan time limit untuk aplikasi sosial media dan browser agar lebih efisien dan efektif.
Setelah itu aku mulai memprogram ulang pikiran “apakah aku hanya bisa bersenang-senang lewat Netflix, Youtube, dan game saja?“. Kembali aku katakan, TIDAK.
Aku bisa bersenang-senang melalui buku dan belajar. Ini terdengar gila memang, tapi pelan-pelan bisa aku rasakan dampaknya. Aku mulai belajar beberapa materi kuliah kembali.
Hal yang aku rasakan adalah kontrol diri yang kembali, aku rasa aku sekarang memiliki waktu untuk memikirkan hal-hal kecil yang penting. Tetapi kadang aku juga sering kecolongan karena sudah ada pathway tersendiri di otakku.
Perubahan

Ini tidak menggambarkan sepenuhnya kegiatanku karena terkadang menggunakan tablet dan desktop, tapi sangat kecil kemungkinan untuk membuka aplikasi yang aku batasi.
Minggu ini masih sering kecolongan, misalnya pada hari kamis hampir saja tembus lima jam. Tetapi intinya ada hal yang bisa aku tangkap, bisa bahagia tanpa gadgets.
Aku mulai memandang bahwa gadgets itu alat yang mempermudah hidup kita, bukan pengendali hidup. Bagaimana dengan cerita kamu? aku penasaran pengen denger soal transformasi digital ini.
Kelanjutan
Transformasi digital ini adalah dokumentasi kehidupanku dan mungkin bisa sedikit bercerita tentang karir. Pengembangan diri dan lain sebagainya.
Leave a comment