
Aku adalah seorang yang terlambat memahami keindahan sebuah ilmu pengetahuan. Sekarang aku sudah semester delapan dan menyadari semuanya.
Saat SMA aku merasa bahwa segala hal yang dipelajari matematika, fisika, kimia, dan biologi sangat abstrak.
Aneh dan bukan kebetulan, saat aku kuliah di program studi dengan latar ilmu terapan dan interdisipliner. Semua menjadi jelas dan tabir yang tertutup mulai terbuka.
Rasa ingin tahu yang aku miliki semakin dalam. Aku mulai menyadari mengapa ilmu eksakta itu penting dan apa perannya untuk menjelaskan suatu fenomena.
Ironi
Sayangnya aku menyadari posisi di ujung tanduk, masa belajarku mulai habis. Sudahku coba untuk belajar Fisika dan Matematika dari textbook, lalu sampailah pada satu kesimpulan, betapa mirisnya aku ini.
Keinginan untuk mengungkap rahasi alam melalui ilmu pengetahuan tetapi menjelaskan log dan limit saja tak mampu?
Itulah ironi dari diriku yang menjadi bahan renungan. Bukan untuk menyerah pada keadaan. Tetapi sebagai tanda bahwa petualangan besar baru saja dimulai.
Petualangan yang bahkan aku saja sudah tau bahwa kedepannya tidak akan mulus dan menyusahkan diriku. Bahkan membosankan. Tapi sepertinya makna dari hidup adalah belajar dan mengajar.
Belajar untuk kebaikan dan menyebarkan kebaikan tersebut. Aku tidak tahu sepuluh tahun kedepan akan jadi seperti apa diri ini.
Tapi ketidakpastian adalah hal yang pasti dari sebuah perjalanan. Justru menurutku ketidakpastiaan itulah yang menjadikan hidup itu unik dan bermakna.
Leave a comment