
Kecenderungan sebagai seorang manusia bahkan mahkluk hidup adalah fokus pada apa yang benar dan bagaimana sesuatu bernilai benar. Pola seperti ini dapat dilihat pada berbagai macam sektor kehidupan manusia.
Jika kita mencari seorang tokoh yang sukses seperti Elon Musk atau Sam Altman maka yang kita lihat adalah kesuksesan karena itulah yang dianggap sebagai “benar”. Jarang sekali orang melihat kesalahan mereka dalam mengambil sebuah keputusan bisnis.
Eksperimen Menjawab Soal
Aku mencoba untuk menjawab 10 soal yang sangat sulit dari topik yang belum pernah dipelajari, yaitu persamaan diferensial. Aku menjawabnya secara acak dan menghitung kancing.
Hasilnya dapat di lihat pada Gambar 1 dengan catatan jawaban 2 dan 3 menggunakan teknik pertamabahan index. Jika nomor 1 jawabannya adalah A, maka percobaan selanjutnya aku jawab B( +1).

Mendapatkan jawaban yang salah pada tiga percobaan ini lebih mudah dibandingkan dengan jawaban benar. Bahkan tanpa berpikir pun mendapatkan jawaban yang salah lebih mudah.
Eksperimen Trading
Dalam dunia trading hal ini dapat dicek dari pernyataan “bahwa 80% orang yang baru memulai akan merasakan kerugian”. Maka jika diubah redaksinya “Salah membeli/menjual lebih besar kemungkinannya dibanding benar”.
Perhatikan secara seksama, orang yang melakukan trading sangat berfokus dan ingin menang. Secara logika harusnya mendapatkan kemenangan karena dari segi niat dan persiapan sudah dimantapkan.

Persentase pada Gambar 2. adalah hasil trading penulis dengan total 84 order buy/sell dilakukan. Hasilnya seperti pada eksperimen pertama bahwa menjawab dengan salah lebih mudah, dibuktikan dari persentase salah > benar.
Diskusi
Hasil eksperimen pertama dan kedua menunjukkan hal menarik untuk menjadi bahan diskusi. Kita kembalikan semua ini pada hal dasar berupa mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
Ilmu-ilmu tersebut menjelaskan bahwa alam semesta kita tercipta tidak berdasarkan lemparan dadu, tetapi ada hukum-hukum yang menjadikannya tetap seimbang.
Buktinya adalah teknologi yang kita nikmati sekarang seperti internet, pesawat, kapal selam, dan telepon. Semua itu menerapkan prinsip-prinsip yang dijelaskan oleh berbagai disiplin ilmu.
Sampai di sini kita mulai menyadari bahwa terdapat seperangkat ketentuan atau hukum di alam semesta. Sekarang mari kita sambungkan dengan kelahiran seorang manusia.
Manusia atau secara spesifik otak manusia tidak lahir ke dunia dengan pengetahuan-pengetahuan. Otak kita berkembang dari sebuah “pengalaman dan pembelajaran”.
“Salah” terlihat lebih mudah untuk didapatkan karena itu merupakan hasil ekstraksi dari otak manusia yang didasarkan pada kemungkinan.
Kemungkinan dari pengalaman dan pembelajaran yang sudah didapatkan. Sedangkan sifat dari ilmu atau sebuah hukum tidak didasarkan pada kemungkinan saja.
Tetapi argumen logis dan batasan sampai sejauh mana hal ini berlaku. Maka inti dari peristiwa ini adalah soal cara kerja otak manusia.
Jawaban yang salah menandakan bahwa pengalaman dan pembelajaran belum cukup sehingga otak mengeluarkan sebuah pengetahuan yang tidak sesuai batasan dari hukum tertentu.
Pola ini akan selalu terbentuk karena manusia terlahir tidak langsung menjadi dokter atau ilmuwan. Ingat mengenai proses pertumbuhan dan perkembangan.
Leave a comment